Empat dari belasan teman saya se-RT–bareng taraweh atau panitia 17-an–meninggal setelah kenal narkotika. Darurat itu bukan main-main
Satu-satunya ingatan lihat langsung BW adalah bareng naik KRL ekspres dari Sudirman; lalu lain waktu tertarik baca kesehariannya di Depok
Beri saya waktu beberapa hari, baru nanti saya akan bicara \ Jangan pernah setori saya!
~Januari 2008, Lapangan Polda Jabar
Why less reaction to Peshawar, killing like ten times as many? No phobia, no blasphemy, just faction that fellow moslems shied away from
..haven’t said a thing for days & suddenly recalling the heyday of the word “autopilot”
To feel constantly under persecution while pointing finger at said media with only 2% audience share is plain self-victimizing
Di sana dipaksa-paksa jadi orang Benggala atau hengkang http://nyti.ms/1wzHMGD
Kesannya malah ada jurang antara sumbangsih vs kepatutan diri (saleh) hingga “sukses” adalah perbendaharaan kata sekuler dengan sendirinya