Masalah praktis transliterasi: alatnya Google (ketik fonetik), tapi pedomannya Menteri Agama http://lakm.us/ArA :D #localization
Transliterasi bikin sakit kepala. “nurdin”, “noordin”, “brahem” masih mudah. “bashir”, “ba’asyir”; “bahasyim”, “baHashim” ..arggh @quicchote
“Decitan patah-patah turntable hip hop, digantikan kombinasi rim & kick drum, lalu masukkan ego terompet bebop” Maurice Brown @javajazzfest
Of course we, jazz writers, privileged for @javajazzfest. Labor of passionate writing, consecutive 24 hours x 3, not to mention pre/post
Dengaran & tontonan jadi tulisan. Menulis jazz ber-Bahasa Indonesia menantang pemilihan idiom & diksi, imajinasi kena, dan #localization ide
“Jeff Lorber Fusion on contemporary jazz fast lane, instead of discarding fusion, is Lorber’ fresh identity of his early 80′s”
“Jeff Lorber Fusion di jalur cepat jazz kontemporer, ketimbang mencoret fusion, adalah penyegaran identitas Lorber dari periode jelang 80an”
Para kritikus itu tak sulit mentranslasikan “jazz scene” dalam perbendaharaan kata: lyricism, laid back, dexterity, shuffle, off beat
Menulis jazz dengan Bahasa Indonesia adalah tantangan. Barat lebih mapan & tua untuk tulisan resensi, pujian, dan kritik profesional.
1:3 “GDP Turkmenistan $37 milyar, GDP Kaltim $40 milyar @GNFI”