Kesannya malah ada jurang antara sumbangsih vs kepatutan diri (saleh) hingga “sukses” adalah perbendaharaan kata sekuler dengan sendirinya
Kalau hidup cuma kami atau mereka, takkan pernah kita berjalan ke tenggara
man: They mislead plain English \ crowd: Hallelujah!
Myopic is to confuse challenge over essence, opt-out merit over lobby, favor partisan over conscience, yet of all, we’re again voiceless
Demokrasi dari hongkong \ Ya, boleh jadi
Why do I get the impression of wait-and-see from this side?
“…it is an old law of envy & hatred which is being carried out; genius attracts insult, great men are always more or less barked at.”
Kok, ramainya orang-orang ini seperti lupa sama sekali dengan pidato kebudayaan di TIM lalu?