9:05 pm on October 6, 2015 | 5 | # |
Tags: , , , , , , , ,

Telaah kiri metode kanan tentang tokoh yang berdiri di tengah http://j.mp/1RsazW8. Percobaan yang niscaya tak berbuah dari takut & jahil

5 Responses to “Telaah kiri metode kanan tentang tokoh y …”

  1. Hehehe…. Artikel menarik. Gw belum baca sampai habis. Terlanjur kecewa bro. PKI hanya dibahas dari 1 Oktober 1965. Kalau memang keadilan yang ingin ditegakkan maka bongkar semua peristiwa penganiayaan, pembunuhan, perampsan harta, diskriminasi sejak 1945. Dan harus pakai bukti fisik, bukan hanya analisa situasional. Kalau pembongkaran yang gw maksudkan di atas maka masyarakat juga harus siap dengan apapun fakta yang terungkap. Jika ini akan berujung pda pencabutan TAP MPRS tentang pelarangan ideologi komunisme maka pengungkapan terhadap semua, sekali lagi semua, peristiwa pelanggaran HAM sejak 1945 menjadi KENISCAYAAN. Memangnya pembubaran MASYUMI sebelum 1945 itu bukan pelanggaran HAM. Kalau pembuktian tidak bisa dilakukan ya nggak usah dibahas. Argumen tentang stigmatisasi yang masih terjadi di masyarakat juga harus dibuktikan kebenarannya. Selama yang ngomong masih manusia biasa, bukan nabi atau rasulullah, maka omongan dan pendapatnya bisa saja benar atau salah. Siapapun dia. Silahkan dicounter Rif kalau berkenan.

  2. sebaliknya lebih kecewa sama yang anggap tidak pernah terjadi apa-apa.. kenapa diarahkan ke zero sum, selalu pelik ditarik dari sejak kapan menjumlah. Akhirnya malah endorse kekejaman demi sama dengan nol

  3. Pihak manapun yang menyebutkan tidak ada pelanggaran HAM terhadap simpatisan dan/ atau organik PKI paska 1 Oktober 1965 ataupun menyebutkan tidak ada pelanggaran HAM terhadap pihak yang kontra PKI sejak 1945 hingga 1 Oktober 1965 menurut gw adalah zhalim. Jika cara yang gw pilih yaitu pengungkapan seluruh fakta sejak 1945 hingga terjadinya pelanggaran HAM terhadap simpatisan dan organik PKI arif anggap sebagai zero sum maka berikut counter dari saya : karena setiap korban tersebut adalah makhluk ALLAH, anak Adam, rakyat Indonesia, dan juga punya keluarga yang dipaksa berpisah dari mereka. Semua berhak atas keadilan. Jika arif punya cara lebih baik dari itu silahkan sampaikan. Karena cara yang diajukan di artikel ini menurut gw masih juh dari adil. Saya tidak perduli jika seluruh dunia menganggap cara yang saya ajukan dibenci karena dianggap meng-endorse kekejaman. Saya pilih keadilan dibandingkan penerimaan manusia.

  4. Berteguh dengan prinsip Heng

  5. Yup. We agree to disagree

Leave a Reply