Dunia Kami
di Pusat Perfilman
H. Usmar Ismail
DARI seluruh festival di dunia, yang paling bagus di
Workshop diakhiri dengan pemutaran hasil karya peserta. Berbekal semangat dan alat
seadanya, para remaja yang rata‑rata berusia
13‑18 tahun
itu bercerita tentang dunia mereka.
Sepenggal cerita seperti seorang remaja pengutil (klepto), seorang remaja yang berusaha menurunkan berat badannya untuk menarik perhatian seorang pemuda, hanyalah segelintir dari apa
yang ingin disampaikan. Selain cerita yang ingin disampaikan, penggarapan film ‑pembuatan skenario, storyboard, syuting,
hingga editing‑
pun dilakukan
sendiri.
Adalah PopCorner, sebuah yayasan
yang menaruh perhatian pada pengembangan dan pemberdayaan anak muda usia 13‑18 tahun dengan memilih pendekatan budaya
pop, yang mengadakan Workshop Dunia Kami
ini. Ide mengadakan workshop, menurut
Mandy, koordinator bidang film, TV, dan video klip PopCorner, "Remaja itu
sebagai pangsa pasar yang besar. Banyak sekali film tentang remaja dibuat.
Tapi, orang yang membuatnya menjadikan remaja sebagai obyek semata. Kenapa yang
digambarkan selalu cerita percintaan, kehidupan yang tajir. Kenapa nggak
remaja sendiri yang ngomong, mereka
itu ingin ditampilkan seperti apa. jadi, mereka sendiri yang bercerita tentang
ke‑diriannya. Dari situlah kita berangkat."
Akhirnya, hanya satu harapan kita:
semoga dari tangan‑tangan mereka kelak akan
lahir film‑film yang bermutu.
Seperti apa
yang Garin katakan, "Semua film yang ditampilkan di sini punya
kelebihan sendiri‑sendiri.
yudi
EDISI PERDANA • TAHUN I • MINGGU
KE EMPAT AGUSTUS 1999 •