Dunia Kami

di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail

 


DARI seluruh festival di dunia, yang paling bagus di Korea. K.arena penontonnya seusia Anda dan banyak pencipta yang seusia Anda. Karena itu, dengan kelebihan yang ada, cintailah kelebihan Anda. Dengan demikian Anda bisa melakukan apa saja." Itulah penggalan kalimat yang diucapkan sineas muda Garin Nugroho dalam Pemu­taran Perdana Film Karya Peserta Workshop Dunia Kami, Minggu (22/8), di Pusat Perfilman H. Usmar Is­mail, Kuningan, Jakarta.

Kelebihan yang dimaksud Garin tentu saja yang positif. Di tengah keprihatinan kita akan maraknya berita­-berita "miring" seputar remaja (baca: tawuran, terlibat naza), masih ada dari mereka yang benar‑benar mengi­kutinya dengan hal positif. Itu dibukti­kan para peserta workshop Dunia Kami yang berasal dari para pelajar SMU dan (bahkan beberapa di antaranya) SLTP. Electrojetz (judul film: Aaahhh...!) dan Serpi (Namanya Juga Usaha) dari SMU Santa Ursula, Sapi Terbang (Indomie, Telor, Kornet; SMU Pangudi Luhur), Chokoreeto (Lempar...Sembunyi...; SMU 1 Bogor), Tenkaichi (Kleptomeinies; SMU 46), Billy's Creative (Killer; SMU 34), 16 MM (Sudah Sore! Se­bentar Lagi Jam Lima! Cepat Datang!; SMU Gonzaga), dan Koshi (Klise Cesy; gabungan SMU 81, Labschool, SMU 68).

Workshop diakhiri dengan pe­mutaran hasil karya peserta. Berbekal semangat dan alat seadanya, para re­maja yang rata‑rata berusia 13‑18 tahun itu bercerita tentang dunia me­reka. Sepenggal cerita seperti seorang remaja pengutil (klepto), seorang re­maja yang berusaha menurunkan berat badannya untuk menarik per­hatian seorang pemuda, hanyalah segelintir dari apa yang ingin disam­paikan. Selain cerita yang ingin di­sampaikan, penggarapan film ‑pembuatan skenario, storyboard, syuting, hingga editing‑ pun dila­kukan sendiri.

Adalah PopCorner, sebuah ya­yasan yang menaruh perhatian pada pengembangan dan pemberdayaan anak muda usia 13‑18 tahun dengan memilih pendekatan budaya pop, yang mengadakan Workshop Dunia Kami ini. Ide mengadakan workshop, menurut Mandy, koordinator bidang film, TV, dan video klip PopCorner, "Remaja itu sebagai pangsa pasar yang besar. Banyak sekali film ten­tang remaja dibuat. Tapi, orang yang membuatnya menjadikan remaja sebagai obyek semata. Kenapa yang digambarkan selalu cerita percin­taan, kehidupan yang tajir. Kenapa nggak remaja sendiri yang ngomong, mereka itu ingin ditampilkan seperti apa. jadi, mereka sendiri yang bercerita tentang ke‑diriannya. Dari situlah kita berangkat."

Akhirnya, hanya satu harapan kita: semoga dari tangan‑tangan mereka kelak akan lahir film‑film yang bermutu. Seperti apa yang Garin katakan, "Semua film yang di­tampilkan di sini punya kelebihan sendiri‑sendiri. Ada yang artistiknya bagus, suspense‑nya bagus, dan begitu juga unsur surprisenya."

yudi


 

EDISI PERDANA TAHUN I MINGGU KE EMPAT AGUSTUS 1999